Jumat, 08 Maret 2013

Memperingati hari Aids yang jatuh pada tanggal 1 Desember, dikabarkan bahwa ternyata di daerah Karawang di tahun 2012 ada sekitar 16 anak-anak sudah terinfeksi Hiv/Aids (sumber: www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/12/12/01/mecos6-16-anakanak-di-karawang-terinfeksi-hivaids).  Hal ini tentunya akan membuat rasa cemas para orangtua.  Dahulu para penderita Hiv/Aids kebanyakkan adalah para orang dewasa ternyata saat ini perkembangannya sudah menjalar tingkat anak-anak.

Kita sebagai orangtua harus waspada terhadap fenomena tersebut.  Tentunya pengawasan kepada anak perlu ditingkatkan.  Mengingat penularan virus HIV/Aids sudah terbilang cepat.  Yang dahulu kebanyakkan penyebarannya melalui jarum suntik yang tidak steril, untuk saat ini penularan Hiv Aids banyak melalui hubungan seks.  Kalau kita perhatikan dengan teliti, tingkat pergaulan bebas dan seks bebas sudah menjamur dikalangan remaja.  Dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. 

Para orangtua sebaiknya memahami lebih dalam tentang Hiv Aids. Apa itu Hiv aids? Aids singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome. Pengertian Aids adalah Sekumpulan gejala atau syndrome yang menyerang sistim kekebalan tubuh.  Karena yang diserang adalah sistem kekebalan tubuh maka lambat laun si penderita akan bisa mengalami kematian.  Penyebab dari Aids itu sendiri adalah virus HIV.  HIV singkatan dari  Human Immunodeficiency Virus.  Hiv yaitu virus yang menyerang sistim kekebalan tubuh.  Untuk penyakit hiv Aids para ilmuwan berpendapat bahwa penyakit tersebut berasal dari Afrika-Sub Sahara.  Data pada tahun 2006 menyebutkan bahwa sekitar 25 juta orang sudah meninggal sejak diketemukannya virus tersebut pada tahun 1981.

Orang yang terkena Hiv aids akan mengalami tanda-tanda yang menimpa kesehatannya.  Gejala-gejala tersebut adalah seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.  Untuk penularannya sendiri, Virus Hiv Aids bisa menular melalui cairan darah, cairan sperma dan cairan vagina, dan Air Susu Ibu.

1.  Penularan melalui cairan darah
Virus Hiv Aids bisa menular melalui transfusi darah.  Biasanya melalui perantaraan jarum suntik yang tidak steril.  Penggunaan jarum suntik secara bersamaan namun ada salah satu penderita yang ikut memakainya.  Biasanya ini dilakukan oleh orang yang terbiasa mengkonsumsi Narkoba.  Oleh karena itu kita harus mewaspadai dengan benar mengenai jarum suntik ini.  Pastikan ketika menggunakan jarum suntik, gunakan yang masih baru dan steril serta sekali pakai.  Contoh pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah

2.  Penularan Hiv Aids melalui sperma dan cairan Vagina

Cara ini adalah dengan penetrasi penis ke vagina tanpa alat pengaman.  Orang-orang yang sering ganti-ganti pasangan akan cenderung lebih mudah untuk tertular penyakit tersebut.  seks lewat anus juga akan berpotensi penularan virus tersebut.  Waspadailah orang yang sering kawin cerai berulangkali.

3.  Penularan Hiv Aids melalui air susu ibu

Para ibu yang sudah terkena virus Hiv Aids kemudian hamil dan menyusui anaknya, kemungkinan besar anak tersebut akan tertular virus Hiv Aids.  10 kehamilan dari ibu yang terkena virus Hiv sekitar 3 anak yang lahir akan tertular.  Persentasenya sekitar 30%.

Virus Hiv Aids tidak akan menular dengan cara

1. Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama.
2. Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang.
3. Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.
4. Lewat keringat, atau gigitan nyamuk

Itulah sekilas tentang virus Hiv Aids.  Sebagai langkah pencegahan adalah memperdalam dan mempertebal keimanan dan mengikuti petunjuk Allah Swt dan petunjuk Nabi Muhammad Saw.  Karena peluang untuk tertular tanpa kita sadari akan terbuka lebar.   Apabila sudah terlanjur terkena virus Hiv Aids sebagai langkah awal pengobatannya adalah dengan melakukan apa yang sudah dicontohkan Nabi Muhammad Saw.  Baik itu berbekam rutin, Minum dan mengkonsumsivmakanan yang terdapat dalam Hadits dan Alquran. Misalnya Madu Zaitun, Habbatussauda, jintan hitam, dan herba-herba lainnya.  Untuk memperkuat sistim ketahanan tubuh sebaiknya kita merutinkan apa yang sudah dicontohkan Nabi Muhammad Saw.  Mencegah lebih baik daripada mengobati.  Mengingat para penderita Hiv Aids akan mengalami tekanan sosial yang tinggi.

 

SETIA - Stasiun Cinta | Video Lirik Trinity

Penulis : dr. Ummu Aisyah

DEFINISI

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan system imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.


PREVALENSI

Penyakit ini sudah lama ada hanya saja belum disadari oleh para ilmuwan bahwa kasus–kasus yang ditemukan adalah kasus AIDS. Baru pada tahun 1981 Amerika Serikat melaporkan kasus–kasus penyakit infeksi yang jarang terjadi ditemukan dikalangan homoseksual, yang kemudian dirumuskan sebagai penyakit Gay Related Immune Deficiency (GRID), yakni penurunan kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan kaum gay/homoseksual.

Kemudian pada tahun 1982, CD–USA (Centers for Disease Control) Amerika Serikat untuk pertama kali membuat definisi AIDS. Sejak saat itulah survailans AIDS dimulai. Dan juga ditemukan penyebab kelainan ini adalah LAV (Lymphadenophaty Associaterd Virus ) oleh Luc Montagnier dari pasteur Institut, Paris.

Pada tahun 1984 Gallo dan kawan–kawan dari National Institute of Health, Bethesda, Amerika Serikat menemukan HTLV III ( Human T Lymphotropic Virus type III) sebagai sebab kelainan ini.

Pada tahun 1985 ditemukan Antigen untuk melakukan tes ELISA, suatu tes untuk mengetahui terinfeksi virus itu atau tidaknya seseorang.

Pada tahun 1986, International Commintte on Taxonomi of Viruses, memutuskan nama penyebab penyakit AIDS adalah HIV sebagai pengganti nama LAV dan HTLV III.

15 April 1987, Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda, Edward Hop, meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di antara mereka mengidap AIDS.

Sejak ditemukan tahun 1978, secara kumulatif jumlah kasus AIDS di Indonesia sampai dengan 30 September 2009 sebanyak 18.442 kasus. jumlah ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Data Kementerian Kesehatan akhir 2009 menyebutkan penderita AIDS kelompok umur 20-29 tahun di Indonesia mencapai 49,07 persen. Berikutnya kelompok umur 30-39 tahun dengan 30,14 persen. Berdasarkan jenis kelamin 14720 kasus atau 73,7 persen diderita pria dan 5163 kasus adalah perempuan. Berdasarkan cara penularan, kasus AIDS kumulatif tertinggi melalui hubungan heteroseksual (50,3 persen), pengguna napza suntik/ penasun (40,2 persen), dan hubungan homoseksual (3,3 persen).Jumlah kasus AIDS kumulatif 19.973 kasus yang tersebar di 32 Provinsi di Indonesia. Penderita HIV positif terbanyak berada di DKI Jakarta dari Propinsi DKI Jakarta (7766), disusul Jawa Timur (4553), Jawa Barat (3077), Sumatera Utara (2783), dan Kalimantan Barat (1914).

Pada tahun 2014 diproyeksikan jumlah infeksi baru HIV usia 15-49 tahun sebesar 79.200 dan proyeksi untuk ODHA usia 15-49 tahun sebesar 501.400 kasus. Demikian laporan triwulan ketiga tahun 2009 Surveilans AIDS Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP &PL) Depkes.

CARA PENULARAN

Penularan AIDS dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

a. Secara Kontak Seksual

1. Ano-Genital

Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi kaum mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV.

2. Ora-Genital

Cara hubungan ini merupakan tingkat resiko kedua, termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV.

3. Genito-Genital / Heteroseksual

Penularan secara heteroseksual ini merupakan tingkat penularan ketiga, hubungan suami istri yang mengidap HIV, resiko penularannya, berbeda-beda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya.

b. Secara Non seksual

Penularan secara non seksual ini dapat terjadi melalui :

1. Transmisi Parental

Penggunaan jarum dan alat tusuk lain (alat tindik, tatto) yang telah terkontaminasi, terutama pada penyalahgunaan narkotik dengan mempergunakan jarum suntik yang telah tercemar secara bersama-sama. Penularan parental lainnya, melalui transfusi darah atau pemakai produk dari donor dengan HIV positif, mengandung resiko yang sangat tinggi.

2. Transmisi Transplasental

Transmisi ini adalah penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak, mempunyai resiko sebesar 50%. Disamping cara penularan yang telah disebutkan di atas ada transmisi yang belum terbukti, antara lain:

1. ASI

2. Saliva/Air liur

3. Air mata

4. Hubungan sosial dengan orang serumah

5. Gigitan serangga

Walaupun cara-cara transmisi di atas belum terbukti, akan tetapi karena prevalensi HIV telah demikian tinginya di Amerika Serikat, maka tetap dianjurkan :

1. Ibu yang mengidap supaya tidak menyusui bayinya.

2. Mengurangi kontaminasi saliva pada alat seduditasi pada saat berciuman dan pada anak-anak yang mengidap HIV yang menderita gangguan jiwa dan sering digigit serangga.

3. bagi dokter ahli mata dianjurkan untuk lebih berhati-hati berhubungan dengan air mata pengidap HIV.

Perlu diketahui AIDS tidak menular karena :

1. Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual )

2. Bersentuhan dengan penderita.

3. Berjabat tangan.

4. Penderita AIDS bersin atau balik di dekat kita.

5. Bersentuhan dengan pakaian atau barang lain dari bekas penderita.

6. Berciuman pipi dengan penderita.

7. Melalui alat makan dan minum.

8. Gigitan nyamuk dan serangga lainnya.

9. Bersama-sama berenang di kolam.

TAHAPAN INFEKSI HIV

Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam beberapa literatur di katakan bahwa melalui transfusi darah masa inkubasi kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2 -5 tahun, pada anak- anak rata – rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan.

Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:

Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan

Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)

Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya

Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

GEJALA

Terdapat 5 stadium penyakit AIDS, yaitu

1. Gejala awal stadium infeksi yaitu :

Demam

Kelemahan

Nyeri sendi menyerupai influenza/

Nyeri tenggorok

Pembesaran kelenjaran getah bening

2. Stadium tanpa gejala

Stadium dimana penderita nampak sehat, namun dapat merupakan sumber penularan infeksi HIV.

3. Gejala stadium ARC

��Demam lebih dari 38°C secara berkala atau terus

��Menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan

��Pembesaran kelenjar getah bening

��Diare mencret yang berkala atau terus menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas

��Kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik

��Keringat malam

4. Gejala AIDS

��Gejala klinis utama yaitu terdapatnya kanker kulit yang disebut Sarkoma Kaposi (kanker pembuluh darah kapiler) juga adanya kanker kelenjar getah bening.

��Terdapat infeksi penyakit penyerta misalnya pneomonia, pneumocystis,TBC, serta penyakit infeksi lainnya seperti teksoplasmosis dsb.

5. Gejala gangguan susunan saraf

��Lupa ingatan

��Kesadaran menurun

��Perubahan Kepribadian

��Gejala–gejala peradangan otak atau selaput otak

��Kelumpuhan

Umumnya penderita AIDS sangat kurus, sangat lemah dan menderita infeksi. Penderita AIDS selalu meninggal pada waktu singkat (rata-rata 1-2 tahun) akan tetapi beberapa penderita dapat hidup sampai 3 atau 4 tahun.


PENCEGAHAN

Upaya pencegahan yang dapat di lakukan adalah :

1. Pencegahan penularan melalui jalur non seksual :

a. Transfusi darah cara ini dapat dicegah dengan mengadakan pemeriksaan donor darah sehingga darah yang bebas HIV saja yang ditransfusikan.

b. Penularan AIDS melalui jarum suntik oleh dokter paramedis dapat dicegah dengan upaya sterilisasi yang baku atau menggunakan jarum suntik sekali pakai.

2. Pencegahan penularan melalui jalur seksual

Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pendidikan/penyuluhan yang intensif yang ditujukan pada perubahan cara hidup dan perilaku seksual, serta bahayanya AIDS pada usia remaja sampai usia tua. Dan yang utama adalah dengan memperdalam agama Islam yang benar, sehingga menjadi manusia yang bertaqwa menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan Allah dengan ikhlas dan benar. Jika ini terwujud, maka manusia kan selamat dunia akhirat, tidak hanya terhindar dari penyakit AIDS ini akan tetapi mendapatkan kebaikan yang lebih besar daripada itu …